Skip to main content

Biodata Fathoni Arief

Suatu pagi di tanggal 16 Mei tahun 1981, selepas sang surya setinggi tombak, tangis bayi laki-laki menebar kebahagiaan di sebuah rumah di Desa Karangwaru, Kabupaten Tulungagung. Bocah kecil adalah saya, Mochamad Fathoni Arief, putra pertama pasangan Siti Maemunah dan Mubasir.

Sejak masih duduk di bangku Taman kanak-kanak saya sudah belajar baca tulis. Tak heran saat memasuki bangku sekolah sadar saya sudah akrab dengan buku cerita nabi, cerita rakyat, kliping koran. Bahkan saking sukanya baca saya ngotot pingin didaftarkan jadi anggota perpustakaan daerah, tapi sayang waktu itu hanya sebatas ambil formulir tapi tak pernah ditindaklanjuti.

Saya menempuh pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Umum di Tulungagung. Meskipun saya “pemalas” dalam hal mencatat namun prestasi saya sebenarnya cukup ok. Saya selalu bisa masuk sekolah top mulai dari SMP, SMU hingga kuliah. Bahkan saya masuk UGM lewat jalur PBUD. Saya ingat celetukan saya waktu awal SMU. Saya malam ikut UMPTN, saya ingin masuk Universitas tanpa tes dan ternyata kesampaian.

Masuk UGM Jurusan Teknik Sipil, sebenarnya saya awalnya menjalani dengan setengah hati. Saya lebih suka politik daripada Teknik. Awalnya untuk menyalurkan minat saya ingin masuk Balairung, namun karena kos saya cukup jauh dan tak punya kendaraan pribadi saya bergabung Clapeyron. Satu-satunya alasan bergabung di majalah kampus ini tentu saja bisa belajar nulis, meskipun prakteknya di sini saya dua tahun jadi Layouter dan mengakhiri tugas sebagai pimpinan Perusahaan.



Lulus kuliah satu-satunya hal yang terfikirkan adalah menjadi wartawan. Gayung bersambut ada tawaran dari mas Dipo Handoko (TS 89), menjadi koresponden majalah Pendidikan di wilayah Yogjakarta. Sayapun menjadi koresponden selama setahun sebelum akhirnya hijrah ke Jakarta setelah mengikuti kompetisi Film Dokumenter Eagle Award 2007. Waktu itu proposal film saya berjudul “Impian di Atas Awan” masuk 10 besar proposal terbaik dari 290an peserta dari seluruh Indonesia.

Di Ibukota saya belajar banyak hal mulai dari menambah skill menulis, berjejaring, dan aktif di komunitas belajar menulis skenario “serunya scenario playgroup”. Selain menjadi wartawan majalah dan buku pendidikan saya sempat bergabung di harian KONTAN dan belajar seputar isu-isu ekonomi.

Sejak kuliah hingga sekarang saya sudah menulis banyak artikel, cerpen dan beberapa buku. Tulisan tersebut ada yang menjadi bagian dari pekerjaan saya seperti menulis buku profil guru daerah terpencil, guru berprestasi, kumpulan cerpen, hingga buku komputer yang diterbitkan elexmedia. Selain itu juga ada banyak artikel yang saya posting di blog Fathoniarief.


Tahun 2010 saya keluar dari Ibukota. Saya balik ke Jogja, sejak saat itu hingga sekarang saya masih menjalani karir sebagai penulis dan sambil mengaplikasikan ilmu Sipil saya sebagai hobi. Saya membuat gambar rumah dan mendalami program pemodelan 3D Sketchup. Pengalaman menggunakan program ini juga saya share di sebuah Blog Belajar Sketchup. Selain itu saya tengah merintis membuat web seputar dunia konstruksi untuk menyalurkan hobi nulis sekaligus sumbangsih saya sebagai Sarjana Teknik Sipil KONSTRUKSIANA.COM. Web tersebut baru 1 tahun, masih butuh banyak perbaikan untuk menjadi besar. Saat ini saya juga aktif di Transformasi Cita Infrastruktur, lembaga kajian Infrastruktur yang didirikan para alumni Majalah Teknik Sipil Clapeyron UGM.


Comments